Minggu, 23 Desember 2007

WANGI RINDU

Pagi ini aku buka bungkusan rindu dalam kotak jiwaku, tentangmu..

Satu tahun delapan bulan yang lalu, terakhir kumandikan tubuhmu. Kau diam tanpa ada erang mendesis dari gigil bibirmu. Jasadmu terbaring dengan wajah menyungging senyum, menyapa sesal kerabat yang merubung jasadmu. Di sisimu aku bungkam tercekat pucat.

Udeng di kepalamu beliti aku pada lampau masa. Di mana kau dekap aku disetiap sakitku dan aku dekap kau disetiap sakitmu. Rekah pucuk rejuna merah yang tersemat membawaku pada kisah ciprat darah di ujung belati, sementara kuning kelopak cempaka mengerlingkan tangismu akan peta takdir di keningku.

Ah, belum lagi pijar-pijar penebus kelam kita kuletakkan dengan sempurna di sudut ruang tidurmu, Sang Maha telah memberimu lakon lain. Membebaskanmu dari lakon lama yang sakit dan pahit.

Kini setelah satu tahun delapan bulan berlalu... Di ruang ini aku duduk tersenyum mengenang semangatmu dan berkata "Aku bahagia memerankan lakon Sang Maha bersamamu dan aku bangga menjadi anak lelakimu di lakon itu"

Pada semerbak dupa kutitip wangi rindu untukmu...



Pijar|231207|11:17

Tidak ada komentar: