Sabtu, 12 Januari 2008

BEGITU CEPAT DUSTA ITU TERUNGKAP...

Malam kelimabelas penghujung tahun, terpahatlah kisah Lelaki Bayang dan Perempuan Bayang. Disaksikan dinding muram dan berlagukan debur ombak, Lelaki Bayang berkata.

”Aku lelakimu dan kau perempuanku. Jangan lagi kau menjadi bayang karena aku juga tak ingin menjadi bayang lagi bagimu”

”Aku akan kembali menjadi bayang atas kehendak waktu”

”Kita bukan bayang lagi, kita nyata perempuanku...”


Perempuan Bayang merekam kilatan mata Lelaki Bayang. Menyimpan seluruh gerik bahasa Lelaki Bayang di keranjang benak.

lihai lelaki memetik dawai
”ini permainan pertamaku”
perempuan terjerat romansa
”cepat nian pemula jadi piawai”
senja terkulai didekap malam
”kuserap semua dalam sekejap”
randu lusuh menyambut pagi
”buku manakah ajarimu?”
dawai dipetik lagi
romansa kembali menjerat


Senja kedelapanbelas penghujung tahun. Dalam sebuah kotak biru, sang waktu menelanjangi dusta.

”Hapus semua tulisanmu di lembar itu!”

”Baiklah.”

”Ia tunanganku, saat ini aku bercakap dengannya. Ia marah padaku!”

”Aku tak pernah tahu kau telah bertunangan”

”Sekarang kau tahu!”

”Kau tak pernah ceritakan adanya padaku”

”Hapus sekarang semua tulisanmu! Minta maaf padanya dan jangan pernah berhubungan lagi dengannya!”

”Minta maaf padanya? Bagus sekali skenariomu lelaki.”

”Lalukan sekarang!”

”Jangan panik lelaki, kan kuhapus semuanya.”

”Terima kasih.”

”Sekarang aku minta kau juga menghapus semua tentangku.”

”Kulakukan.”

”Selamat tinggal, semoga bahagia.”


Perempuan Bayang tercenung, menatap baris kata di kotak biru lalu tersenyum membuang mimpi. Kembali menikmati indah sendiri sambil mendengarkan lantunan bayu memapas dedaunan dan menatap bintang-bintang hingga fajar.

”Perempuanku, nasib bertubi-tubi menikamku. Bundaku terluka dan kini perbekalanku habis. Mereka ambil semua saat minuman melumpuhkanku.”

Lelaki Bayang menyapa lewat suara.

”Lalu?”

”Aku butuh bantuanmu perempuanku..”

”Hmm.”

”Tolong kau pinjami aku perbekalan seberapun yang bersedia kau berikan padaku, agar aku bisa menyelamatkan bunda”

”Lelaki lupakah kau tentang perang yang baru saja usai kulalui. Amunisiku habis. Maaf, aku tak bisa memberi apa yang kau pinta?”

”Tak bolehkah aku memintamu memapah disaat kerapuhan menggerogotiku”

”Kau minta perbekalan tapi aku hanya punya doa. Mengapa kau tak datangi Perempuanmu?”

”Mendatanginya? Dengan apa? Sudah kukatakan perbekalanku habis!”

”Kau biasa menyuratinya bukan? Kenapa tak kau lakukan itu? Aku yakin untuk membantumu ia hanya perlu menjentikkan jari saja dan itu mudah baginya.”

”Sudahlah, aku bingung”

Lelaki Bayang menghilang. Perempuan Bayang menggeleng. Ganjil mengganjal.

”Aku merindukanmu perempuanku”

Perempuan Bayang membuang keterpekuran.

”Seusai kau semai dusta kau ucap rindu?

”Maafkan aku perempuanku...”

”Lupakanlah. Aku telah mencium pedang keikhlasan. Perang telah usai.”

”Aku tak mau kehilanganmu. Tetaplah menjadi perempuanku..”

”Tidak. Aku tak mau berdiri di antara kau dan dia”

“Tapi aku tak kan sanggup jalani hari tanpamu.”

”Jika sebelum aku ada kau bisa, apa bedanya dengan sekarang atau nanti?”

”Kau seperti sangat membenciku..”

”Aku tak membencimu. Aku hanya tak ingin kebersamaan kita berlanjut. Untuk itu kau harus lupakan aku.”

“Aku tak bisa mengingkari perasaanku. Aku mencintaimu”

”Terima kasih. Cukup kau semai dusta. Kembalilah pada kesetian”

”Ijinkan aku..”

”Selamat tinggal.”


Siang keduapuluhsembilan penghujung tahun. Saat Perempuan bayang bercengkerama dengan kesendirian, Lelaki Bayang muncul dengan wajah muram, melabuhkan pelukan eratnya pada Perempuan Bayang.

Aku lelaki kalah ini datang
Memenuhi rinduku padamu
Basuhlah letihku
Luruhkan perihku

Aku lelaki kalah ini datang
Memenuhi cintaku padamu
Sambutlah deruku
Singkapkan kabutku


Langit mulai temaram... Lelaki Bayang pergi lanjutkan petualangan.

Hari ketigapuluhsatu penghujung tahun, di sebuah kotak kecil milik Lelaki Bayang terdapat tulisan rindu Perempuannya.

Kapan laki-laki perajut masa pulang?

Perempuan Bayang tersenyum.

”Tergantung skenarionya..”




PIJAR, 090108, 1:12WIB

TANYA DIA (JIKA TAK SIAP TERLUKA)-TANYA AKU (JIKA SIAP TERLUKA)

TANYA DIA KAIN MERAH SIAPA BERIKAN

TANYA AKU KAIN MERAH SIAPA BERIKAN

TANYA DIA KAIN MERAH SIAPA PASANGKAN

TANYA AKU KAIN MERAH SIAPA PASANGKAN

TANYA DIA KAIN MERAH SIAPA LEPASKAN

TANYA AKU KAIN MERAH SIAPA LEPASKAN

JAWABNYA PASTI BEDA

PIJAR, 120108, 13:25 WIB