Minggu, 30 Desember 2007

MENERIMA (MENCINTAI) KEKURANGAN

Tidak setiap orang mau dan siap untuk itu. Banyak yang memilih menghindar dan pergi jika sebuah atau bahkan beberapa kekurangan akhirnya terpapar. Tak peduli apakah itu kekurangan pada diri sendiri ataukah pada orang lain. Beberapa diantara kita menyikapinya dengan kecewa, sedih bahkan marah dan bahkan ada yang berlanjut pada rasa frustasi hingga depressi atau efek-efek psikologis lainnya yang lebih parah.

Namun ada baiknya kita menyadari salah satu dari beberapa hal-hal yang tak bisa kita ubah, bahwa: Manusia tak ada yang sempurna (yang ada: manusia yang merasa sempurna). Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Punya sisi baik-sisi buruk yang terpaket dan mengalami hitam-putih dalam lingkaran hidupnya. Itu sebagian dari hal-hal yang tak bisa kita hindari, tak bisa kita tolak dan tak bisa kita ubah.

Lalu sampai kapan dan berapa banyak perasaan sedih, kecewa dan marah kita tumpuk? Apakah sampai jiwa menjadi sakit kemudian sekarat oleh ego kita sendiri? Akankah kita biarkan semua perasaan itu mengeruhkan telaga jiwa yang bening sehingga kita kehilangan tempat bercermin?

Jika jawabannya adalah TIDAK. Mari kita bersiap untuk menerima kekurangan itu. Memberanikan diri melihat kekurangan dengan terbuka agar kita menjadi seseorang yang lebih ikhlas dan lebih bersyukur. Belajar mencintai kekurangan sama seperti mencintai kelebihan. Berusaha untuk tak membiarkan kesal, sedih dan marah merampas keyakinan akan keadilanNya dan mencoba bersadar diri akan keseimbangan yang diciptakanNya.

Pijar|271207|24:37wib|usai menemuiNya

Tidak ada komentar: