Senin, 24 Desember 2007

SAHABAT DI UJUNG RUPIAH

"Aku butuh uang. Tolong pinjami aku..."

Seorang sahabat mengirimkan SMS itu kemarin. Itulah pertama kalinya ada yang meminta bantuan padaku dengan kategori rupiah. Sebuah kategori langka (setidaknya dalam 4 tahun terakhir) yang diminta dariku oleh seseorang.

Namun karena kondisi keuanganku yang pas tak bisa tancap gas maka dengan perasaan bersalah dan menyesal kujelaskan padanya lewat SMS bahwa aku tak bisa membantunya kali ini dan sejak itu ia tak pernah menghubungiku lagi.

Kubayangkan warna kecewa, kesal, marah dan sebangsanya menghiasi wajah sahabatku lalu aku menebak-nebak gelar apa yang ia berikan dibelakang namaku. Ffuuh...membayangkan itu aku menghela nafas sambil geleng-geleng kepala (bukan karena lagi denger musik jip-ajip lo, hehehe..emang ponakanku..)

First time in my life. Satu orang sahabatku hengkang di ujung rupiah!

Sampai ini urusan hengkangnya dia dariku masih menyisakan pikir. Lama aku duduk terdiam di depan meja kerjaku sambil memandang foto bapak yang tertempel di sudut monitor (kebiasaan yang kulakukan kalau otak lagi "nge-hang")

Saat itulah aku jadi teringat pada kalimat yang pernah bapak ucapkan sewaktu aku menemaninya tidur di balai bambu beranda rumahku yang sederhana. Ketika itu aku bercerita tentang kebaikan sahabat-sahabatku yang selalu memberiku semangat. Bapak tersenyum sambil berusaha menggerakkan tangannya mengelus rambutku dan berkata:

“Persahabatan itu ada dua jenis: persahabatan yang tulus dan persahabatan yang mulus”

Ya ya ya...rasanya hari ini aku harus mengucapkan terima kasih pada uang dan sahabatku itu karena telah menunjukkan mana SAHABAT BERSEGEL dan mana SAHABAT BERLABEL dalam hidupku. >> Maaf ya pak, aku bikin istilah sendiri :)

”Perlu ketulusan untuk meneruskan persabatan dan perlu uang untuk memuluskan persabahatan”

Pijar|231207|good luck my friend :)

Tidak ada komentar: